EMULSI, KRIM, BARIER KRIM, GEL, HIDROGELS

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak on Rabu, 24 April 2013


EMULSI, KRIM, BARIER KRIM, GEL, HIDROGELS

Emulsi


Emulsi adalah sistem heterogen yang terdiri dari sedikitnya satu cairan tidak saling campur yang terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk droplet atau partikel dengan diameter kira-kira 0,1 μm.
Emulsi adalah campuran yang tidak stabil secara termodinamika terdiri dari dua cairan yang tidak saling campur dan adanya zat pengemulsi untuk menyatukannya.

TIPE EMULSI O/W (Oil Water)
Fase terdispersi (fase internal) : non-polar
Medium disperse (fase eksternal) : polar
Ciri-ciri :
dapat bercampur dengan air, dapat tercuci, mengabsorbsi air, tidak lengket, dan tidak berminyak.

TIPE EMULSI W/O
Fase terdispersi : polar
Medium dispersi : non-polar.
Ciri-ciri :
tipe ini tidak larut air, tidak dapat dibilas, akan mengabsorbsi air, lengket, dan berminyak.

Preparasi emulsi
Emulsi tidak dapat terbentuk secara spontan dari campuran cairan sehingga harus diberi tambahan energi untuk membentuknya.
Pengadukan mekanik, vibrasi ultrasonik dan pemanasan dapat digunakan untuk memecah cairan sehingga memperluas pemukaan dari fase internal.

Tips Preparasi
1.    Bahan-bahan yang larut minyak sebaiknya dilarutkan terlebih dahulu ke dalam minyak sebelum dicampurkan ke dalam cairan pembawanya yang bersifat polar. Dan begitu juga sebaliknya pada bahan-bahan larut air.
2.    Pencampuran yang cepat dan ringan lebih efektif dibandingkan pencampuran yang pelan dan berat jika menggunakan mortar dan pestle
3.   Pembuatan emulsi O/W lebih mudah dengan peralatan dari bahan kaca, sedangkan bahan plastik kedap air cocok digunakan untuk pembuatan emulsi W/O
4.    Jika digunakan pemanasan, fase polar(air) sebaiknya digunakan temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan pemanasan bagi fase minyak.
5.    Pada proses pemanasan sebaiknya tidak digunakan pemanasan pada suhu tinggi dalam waktu yang lama karena air akan hilang (kandungan air berkurang) yang dapat mempengaruhi perubahan volume sediaan.

PENENTUAN TIPE EMULSI
1. Drop Dillution test
Prinsipnya emulsi terlarut pada fase eksternalnya.
Tes ini dilakukan dengan cara menjatuhkan sejumlah kecil emulsi ke atas permukaan airà tetesan tersebut bercampur dan menyebar ke dalam air àfase air merupakan fase eksternal dari emulsi tersebut atau tipe emulsi tersebut o/w.
2. Dye Solubility Test
Prinsipnya bahan terdispersi yang dicelupkan akan terdispersi ke dalam emulsi jika bahan ini terlarut dalam fase eksternal.
Tes dilakukan pada serbuk larut dalam air yang dimasukkan ke dalam emulsià bahan tersebut terlarut dalam emulsi àfase eksternal dari emulsi tersebut adalah air.
3. Electrical Conductivity Test
Prinsipnya adalah air lebih baik dalam menghantarkan listrik dibandingkan dengan minyak.
Sehingga dapat disimpulkan emulsi tipe o/w lebih baik menghantarkan listrik dibandingkan tipe w/o.
4. Filter Paper Test
Test ini dilakukan dengan cara menjatuhkan setetes emulsi ke atas kertas saring bersihàtetesan itu menyebar dengan cepat di dalam kertas saring berarti tipe emulsi sedíaan tersebut adalah o/w karena air cenderung menyebar lebih cepat dibandingkan dengan minyak.
Sedang parameter penentuan kontrol kualitas pada pemeriksaan produk akhir meliputi :
•          Berat produk akhir
•          Penampakan secara visual
•          Warna
•          Bau
•          Viskositas
•          pH
•          Homogenitas fase
•          Distribusi ukuran partikel
•          Tekstur

KETIDAKSTABILAN EMULSI
1.    Creaming
Terjadi jika partikel-partikel emulsi berkumpul pada satu bagian tertentu pada sedíaan sehingga akibatnya bahan aktif obat tidak dapat terdistribusi secara merata.
Keadaan ini ditandai dengan naiknya   minyak ke atas permukaan emulsi.
Sifat : reversibel
2.    Koalesen
Proses irreversible karena lapisan yang ada di sekitar masing-masing partikel rusak.
Peningkatan kekentalan merupakan salah satu cara untuk menstabilkan partikel dan meminimalkan terjadinya koalesen.

KRIM
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Krim didefinisikan sebagai padatan lunak/ cairan kental yang diharapkan untuk penggunaan luar, dapat dilarutkan/disuspensikan dalam bahan larut air/basis vanishing cream atau dalam tipe emulsi A/M maupun M/A.

BARIER KRIM
Barier krim adalah krim yang digunakan untuk mencegah iritasi kulit. Penggunaan barier krim lebih luas pada penggunaan medis.
Kulit yang terpapar berulang-ulang oleh iritan pada konsentrasi yang rendah, temperatur rendah maupun gesekan dapat menyebabkan kerusakan pada barier kulit.
Pencegahan masalah barier kulit meliputi : meminimalkan waktu kontak kulit dengan kondisi yang dapat mengiritasi dan melindungi kulit dengan bahan-bahan pelindung.
Mengatasi masalah barier kulit : barier pelindung (barrier protective/BP) dan barier pemulih (barrier restorative/BP).

Fungsi Barier :
·         pelindung : berfungsi sebagai payung kulit, dapat dibersihkan, digunakan selama bekerja
·         pemulih : berfungsi untuk memperbaiki kulit, sebagai emolien, digunakan setelah bekerja
Contoh : salep mata, krim, susu dan busa.

GEL
Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar dan saling diresapi cairan.
Gel, kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan.
Produk gel mempunyai karakteristik aesthetic positive dan itu sekarang lebih cocok dan lebih popular pada produk kosmetik perawatan.

HIDROGELS
Hidrogel adalah hidrofilik, konsistensi sebagian besar adalah 85-95 % air atau campuran alcohol-aquades dan gelling agent.
Hidrogel biasanya tersusun dari polimer organik misalnya asam poyacrylik (carbopol), natrium karboksilat metilselulosa, atau nonionik selulosa lainnya.
Hidrogel ini mempunyai daya hambat pertumbuhan mikrobia.

Hidropobic gel
Lipogel atau oleogel dipakai dengan menambahkan bahan pengembang yang cocok dari minyak atau cairan lemak.
Tipe special pada hidrofobik gel adalah system basis silicon.





More aboutEMULSI, KRIM, BARIER KRIM, GEL, HIDROGELS

JENIS - JENIS HPLC (HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY)

Diposting oleh Ilmu Alam Bercak


JENIS - JENIS HPLC (HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY)


 
Pemisahan dengan HPLC dapat dilakukan dengan fase normal (jika fase diamnya lebih polar dibanding dengan fase geraknya) atau fase terbalik (jika fase diamnya kurang non polar dibanding dengan fase geraknya). Berdasarkan pada kedua pemisahan ini, sering kali HPLC dikelompokkan menjadi HPLC fase normal dan HPLC fase terbalik.
Selain klasifikasi di atas, HPLC juga dapat dikelompokkan berdasarkan pada sifat fase diam dan atau berdasarkan pada mekanisme sorpsi solut, dengan jenis-jenis HPLC sebagai berikut:
1. Kromatografi Adsorbsi
Prinsip kromatografi adsorpsi telah diketahui sebagaimana dalam kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis. Pemisahan kromatografi adsorbsi biasanya menggunakan fase normal dengan menggunakan fase diam silika gel dan alumina, meskipun demikian sekitar 90% kromatografi ini memakai silika sebagai fase diamnya. Pada silika dan alumina terdapat gugus hidroksi yang akan berinteraksi dengan solut. Gugus silanol pada silika mempunyai reaktifitas yang berbeda, karenanya solut dapat terikat secara kuat sehingga dapat menyebabkan puncak yang berekor.
2. Kromatografi fase terikat
Kebanyakan fase diam kromatografi ini adalah silika yang dimodifikasi secara kimiawi atau fase terikat. Sejauh ini yang digunakan untuk memodifikasi silika adalah hidrokarbon-hidrokarbon non-polar seperti dengan oktadesilsilana, oktasilana, atau dengan fenil. Fase diam yang paling populer digunakan adalah oktadesilsilan (ODS atau C18) dan kebanyakan pemisahannya adalah fase terbalik.
Sebagai fase gerak adalah campuran metanol atau asetonitril dengan air atau dengan larutan bufer. Untuk solut yang bersifat asam lemah atau basa lemah, peranan pH sangat krusial karena kalau pH fase gerak tidak diatur maka solut akan mengalami ionisasi atau protonasi. Terbentuknya spesies yang terionisasi ini menyebabkan ikatannya dengan fase diam menjadi lebih lemah dibanding jika solut dalam bentuk spesies yang tidak terionisasi karenanya spesies yang mengalami ionisasi akan terelusi lebih cepat.
3. Kromatografi penukar ion
KCKT penukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar kation atau anion dengan suatu fase gerak. Ada banyak penukar ion yang beredar di pasaran, meskipun demikian yang paling luas penggunaannya adalah polistiren resin.
Kebanyakan pemisahan kromatografi ion dilakukan dengan menggunakan media air karena sifat ionisasinya. Dalam beberapa hal digunakan pelarut campuran misalnya air-alkohol dan juga pelarut organik. Kromatografi penukar ion dengan fase gerak air, retensi puncak dipengaruhi oleh kadar garam total atau kekuatan ionik serta oleh pH fase gerak. Kenaikan kadar garam dalam fase gerak menurunkan retensi solut. Hal ini disebabkan oleh penurunan kemampuan ion sampel bersaing dengan ion fase gerak untuk gugus penukar ion pada resin.
4. Kromatografi Pasangan ion
Kromatografi pasangan ion juga dapat digunakan untuk pemisahan sampel-sampel ionik dan mengatasi masalah-masalah yang melekat pada metode penukaran ion. Sampel ionik ditutup dengan ion yang mempunyai muatan yang berlawanan.2)
5. Kromatografi Eksklusi Ukuran
Kromatografi ini disebut juga dengan kromatografi permiasi gel dan dapat digunakan untuk memisahkan atau menganalisis senyawa dengan berat molekul > 2000 dalton.
Fase diam yang digunakan dapat berupa silika atau polimer yang bersifat porus sehingga solut dapat melewati porus (lewat diantara partikel), atau berdifusi lewat fase diam. Molekul solut yang mempunyai BM yang jauh lebih besar, akan terelusi terlebih dahulu, kemudian molekul-molekul yang ukuran medium, dan terakhir adalah molekul yang jauh lebih kecil. Hal ini disebabkan solut dengan BM yang besar tidak melewati porus, akan tetapi lewat diantara partikel fase diam. Dengan demikian, dalam pemisahan dengan eksklusi ukuran ini tidak terjadi interaksi kimia antara solut dan fase diam seperti tipe kromatografi yang lain.
6. Kromatografi Afinitas
Dalam kasus ini, pemisahan terjadi karena interaksi-interaksi biokimiawi yang sangat spesifik. Fase diam mengandung gugus-gugus molekul yang hanya dapat menyerap sampel jika ada kondisi-kondisi yang terkait dengan muatan dan sterik tertentu pada sampel yang sesuai (sebagaimana dalam interaksi antara antigen dan antibodi).
Kromatografi jenis ini dapat digunakan untuk mengisolasi protein (enzim) dari campuran yang sangat kompleks.

DERIVATISASI PADA HPLC
Derivatisasi melibatkan suatu reaksi kimia antara suatu analit dengan suatu reagen untuk mengubah sifat fisika-kimia suatu analit. Tujuan utama penggunaan derivatisasi pada HPLC adalah untuk:
1.         Meningkatkan deteksi
2.         Merubah struktur molekul atau polaritas analit sehingga akan menghasilkan puncak kromatografi yang lebih baik
3.         Merubah matriks sehingga diperoleh pemisahan yang lebih baik
4.         Menstabilkan analit yang sensitif.
Detektor yang paling banyak digunakan dalam HPLC adalah detektor UV-Vis sehingga banyak metode yang dikembangkan untuk memasang atau menambahkan gugus kromofor yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu. Di samping itu, juga dikembangkan suatu metode untuk menghasilkan fluorofor (senyawa yang mamapu berfluoresensi) sehingga dapat dideteksi dengan fluorometri.
Suatu reaksi derivatisasi harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut, yakni: produk yang dihasilkan harus mampu menyerap baik sinar ultraviolet atau sinar tampak atau dapat membentuk senyawa berfluoresen sehingga dapat dideteksi dengan spektrofluorometri; proses derivatisasi harus cepat dan menghasilkan produk yang sebesar mungkin (100 %); produk hasil derivatisasi harus stabil selama proses derivatisasi dan deteksi; serta sisa pereaksi untuk derivatisasi harus tidakmenganggu pemisahan kromatografi.

More aboutJENIS - JENIS HPLC (HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY)